Jalur Yang Salah
Libur kuliah telah tiba dan seperti biasa temen-temen merencanakan untuk menghabiskan liburan ke suatu tempat.
Nah, ada temen kelasku yang mengajakku untuk muncak ke salah satu gunung yang ada di jawa tengah. Karna aku yang diajak dan aku awam sekali dengan yang namanya muncak akhirnya aku serahkan semua ke temenku itu termasuk temen lain yg mau diajak.
Karna temen” jarang yg suka muncak kitapun akhirnya muncak hanya bertiga. Yang ngajak (laki”) sama tenen lain (perempuan). Setelah sekian lama berunding mau puncak mana yg akan kami tuju akhirnya kami memutuskan utk ke puncak andong yg tingginya 1726 mdpl (karna aku sama 1 cewe lain masih pemula).
Hari yang dinantipun tiba, berbagai persiapan telah kami lakukan dengam sebaik mungkin. Termasuk tenda, kompor, makanan dan perlengkapan anak gunung yg lain.
Kitapun mulai berangkat menuju ke lokasi, saat pendaftaran utk nauik di loket, terlihat banyak anak yg baru turun dari gunung.
Perjalanan muncakpun kita mulai dengan do’a. Dan kami mulai menelusuri setiap jalan yg ada dihadapan kami. Disetiap perjalanan kami selalu becanda, nyanyi” ga jelas, dan tak lupa selalu izin di dalam hati ke mereka yg tak terlihat dengan kasat mata.
Setelah lama kami berjalan kami selalu berharap bisa menemukan pos 2, 3 dan pos” lainnya utk istirahat. Tapi tidak satupun yg kami temui. Dan kami bertiga ga pernah curiga sedikitpun dan tetap positif kalo dikit lagi nyampe pos buat istirahat.
Haripun semakin petang dan kabut mulai turun, anginpun mulai berhembus kencang saat kami berjalan. Saat itu kami belum sampai di puncak.
Karna melihat puncak yg masih jauh dan kondisi alam yg ga memungkinkan untuk lanjut akhirnya kami memutuskan utk membangun tenda di tempat saat itu. Dan karna blm sholat akhirnya kamipun sholat dg perlengkapan yg kami bawa.
Malampun datang, aku baru merasakan dingin yg bener” dingin utk pertama kalinya. Anginpun senantiasa menerpa tenda kami. Sebelum kami tidur kamipun bercerita” dari yg jelas sampai yg ga jelas :v, seneng si karna jarang suasana seperti itu kami dapatkan di kelas. Akupun jafi melihat sisi yg beda dari temen cowoku itu dari selama aku mengenalnya. Dan aku jadi tau soal sifatnya melalui kegiatan muncak itu. Tapi emang bener si semua sifat kita akan keliatan dari kegiatan seperti itu.
Haripun semakin malam dan udara semakin dingin. Kamipun mulai beranjak untuk tidur. Dan karna aku ga bisa tidur akhirnya tak dengerin murotalan. Dan alhasil bisa tidur.
Pagipun datang, kami melanjutkan utk naik ke puncak. Tanpa membawa apa” karna berat kalo utk bawa barang”. Mengingat membawa diri aja berat, apalagi membawa yg lainwkwk :v . Dan barang” kami tinggal semua di tenda.
Dan sedIit demi sedikit kamipun mulai sampai di puncak. Daannn. . Ya kami sampai di puncak.
Wowww. . Untuk pertama kalinya aku sedih terharu di atas puncak, aku sejenak termenung dan memahami betapa kecilnya aku dibumi ini, dan bener” ga ada apa”nya dari seujung kuku. Dan akupun menyadari betapa indahnya Karunia Alloh dilihat dari atas gunung. Harus banyak” bersyukur (pikirku saat itu).Dan dari muncak ini aku belajar bahwa semua itu perlu perjuangan. Sungguh persaan yg ga pernah ku dapat selama aku hidup saat itu.
Siangpun mulai datang. Karna kami udah puas diatas akhifnya kami mulai turun gunung dan bergegas membereskan tenda untuk kembali pulang.
Setelah selesai membereskan tenda dan pulang, kami mulai berjalan kembali. Kamipun membawa semua peralataan saat muncak beserta sampah”nya.
Saat berjalan, seketika terfikir dibenakku, ‘ternyata diri ini ga ada apa”nya bahkan tidak lebih dari seujung kuku di duNia ini, bahkan ketika kami pulangpun kami hanya membawa sampah yg ada di diri ini (perut) dan sampah lain, lantas untuk apa kita sombong dan apa yg kita sombongkan??. Harusnya kita malu pada diri ini kalo kita sombong’.
Perjalanan pulangpun masih berlanjut dan seketika terfikir lagi ko selama kami jalan dari naik dan turun ga pernah liat orang lewat yaa??terus pas dipuncak ko ga ada yg lewat sejalur dg rute yg kami lewati. Padahal diatas gunung banyak orang. Dan merekapun datangnya lebih telat dari kami. Terus juga ko ga petnah nemu pos” utk istirahat yaa??
Danternyataaa . . Kami salah jalur, omegettt. Pantesan wae jalane curam” dan bener;” susah untuk dilewati.
Tapi kamipun bersyukur atas setiap kejadian yg kami alami. Soo Terimakasih Alloh. .telah memberi keselamatan dari kami naik sampai turun.
Dan terimakasih untuk kamu yg mengajakku. Sungguh itu pengalaman yg berkesan dihidupku. .
Sekian dan terimakasih