Lidah-lidah Sore Dalam Potretmu (Ketika rahim terasak melahirkan pagi)


Sore pulang kampung
Disambut bulan di atas mayat
Dicumbui bintang di antara perang
Digerus angin gelap yang menggigil
Selatan utara menerbangkan angan
Di timur air di barat daya api kedinginan
Selengkungan mata terpampang pematang lurus
Yang tiap terantuk, peluhnya sepekat getah
Sore mengubur air mata dalam botak dan uban yang rontok
Burung gereja mencari natal di dalam pamflet buta yang kambuh
Anjing menggaruk diri bersama jemari elang yang meraup roh dan gaib
Ketika sepasang ular berkasih-kasihan meminum susu sapi
Dan pelikan menawarkan madu hidup pada lebah jantan
Mataku dilirik mulutku, palsu namun tertusuk
Kucari jantung pada rumahmu
Kalau kalau ia dibenamkan pada seng usangmu
Rumah mengepak, tak mau dijamah
Kucari pada debu yang menggelinding terbatuk-batuk
Kalau kalau ia melayang pada angin yang tidak mendengar
Kejatmikaan terpasung pada rawa-rawa sawah
Sebuah lirik yang menari masai berayun
Katamu aku beludak!
Lalu kau mati tanpa kubur